meskipun cakupan imunisasi telah meningkat, badan kesehatan dunia (who) memperkirakan sekitar 9,5 juta anak di asia tenggara tidak membeli imunisasi dasar agar difteri, tetanis serta pertusis (dtp ataupun vaksin pentavalen) selama tahun 2011.
imunisasi adalah `investasi` yang paling terbukti supaya mendukung kesehatan warga juga pertumbuhan ekonomi. negara-negara selama asia tenggara mesti memahami bahwa imunisasi memegang peranan bermanfaat selama memastikan perkembangan tak terhambat dengan beban penyakit dan kian meningkat, papar who regional director for south-east asia dr samlee plianbangchang pada pernyataan tertulisnya yang diterima diantara dalam jakarta, senin.
who mendesak negara-negara anggotanya supaya bisa menjangkau anak-anak dan belum terlindungi oleh vaksin untuk penyakit-penyakit yang mampu dicegah itu selama situs pekan imunisasi dunia dan dilaksanakan mulai tanggal 24-30 april.
negara-negara mesti menjalankan strategi masih supaya meningkatkan cakupan imunisasi serta peningkatan surveilans, papar plianbangchang.
Informasi Lainnya:
- Jasa Cuci Sofa Di Jakarta
- Koleksi Jam Tangan Murah
- Mencari Jasa Cuci Sofa di Jakarta
- Jasa Cuci Sofa Profesional
dinilai dibuat salah Salah satu intervensi kesehatan publik dan paling efektif di keuntungan biaya, imunisasi diperkirakan menyelamatkan 2-3 juta jiwa tiap tahunnya pada berbagai dunia.
pada 2011, diperkirakan 28,6 juta putri telah diimunisasi dalam 11 negara asia tenggara untuk tiga penyakit dasar yakni difteri, tetanus, serta pertusis melalui cakupan diperkirakan sekitar 75 persen.
sementara tersebut, sejak 2000 sampai 2011, cakupan imunisasi terhadap campak pada who-asia tenggara meningkat daripada 61 persen adalah 79 persen namun dengan laju peningkatan ketika ini, diperkirakan target tahun 2015 supaya mencapai cakupan lebih dari 95 persen diperkirakan ingin besar diraih.
plianbangchang dan menungkapkan kiranya biarpun banyak peningkatan cakupan imunisasi campak dengan pelaksanaan imunisasi sampingan telah menambah persentasi putri yang diimunisasi, namun dibutuhkan cara dan bersegeralah agar memerangi penularan penyakit.
sedangkan eradikasi polio mencapai tonggak sejarah selama kawasan asia tenggara dengan dua tahun tidak ada laporan tentang virus polio liar sejak kasus terakhir tercatat pada india selama 13 januari 2011.
pekan imunisasi dunia itu dan ingin diikuti dengan indonesia melalui pekan imunisasi nasional (pin) akan diselenggarakan pada 22-27 april.
kegiatan pin itu disebut menkes nafsiah mboi ingin berfokus selama peningkatan cakupan dengan menggarap beberapa hal semisal menjalankan pelayanan imunisasi pada berbagai fasilitas kesehatan, melengkapi imunisasi bagi anak-anak dan belum tersedia imunisasinya dengan kegiatan drop out follow up (dofu) serta menggarap seminar serta ceramah terhadap masyarakat luas.
saat ini, ada lima vaksin dan diberikan dengan gratis dalam posyandu yakni vaksin hepatitis b, bcg agar mencegah tbc, vaksin polio, dpt/hb agar menghindari difteri, batuk rejan, tetanus dan hepatitis b lanjutan, serta vaksin campak.
bahkan agar lebih mempermudah pemberian vaksin, mulai juli mendatang kementerian kesehatan dan hendak memperkenalkan dan mulai menggunakan vaksin pentavalent (dpt/hb/hib) menggantikan vaksin dpt-hb.
pengenalan vaksin baru ini serta pada rangka mempercepat penurunan angka kematian bayi dan kasus kematian ibu supaya pencapaian mdg, tutur menkes pilihan masa lalu.
saat ini, cakupan imunisasi dasar di indonesia telah mencapai 87 persen selama mana pencapaian cakupan yang lebih sulit baru terkendala dengan kondisi geografis indonesia yang sangat luas.